Iklan Pilihan

Featured post

10 Persiapan Menghadapi Ramadhan al-Mubarak

    1. Berdoalah agar Allah SWT. memberikan kesempatan kepada kita untuk bertemu dengan bulan Ramadan dalam keadaan sihat wal afiat . De...

Sunday 2 June 2013

Banyak Tertawa Mematikan Hati


Image result for banyak tertawa

Untuk renungan bersama:

Rasulullah SAW telah menerangkan kepada kita tentang bahaya banyak tertawa, iaitu dapat melenyapkan fungsi hati, dimana blh berubah dari hidup menjadi mati. 
Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah engkau memperbanyak ketawa, kerana ssungguhnya banyak tertawa akan mematikan hati”

Yang dimaksud dengan mematikan hati adalah mematikan hati lalai untuk mengingati Allah SWT & lalai kepada kehidupan akhirat; apabila hati manusia lalai dalam mengingati Allah SWT, maka sesungguhnya kematian lebih dekat kepadanya daripada kehidupan.

Dibolehkan bagi seorang mukmin utk tertawa & bersenda gurau dgn sahabat-sahabatnya, sbb Rasulullah SAW pun bersenda gurau dgn sahabat-sahabat baginda, sebagai mana disebutkan dari Anas bin Malik bahwa Nabi SAW bersabda: 
“Wahai yang memiliki dua telinga.” Ini adalah gurau Rasulullah SAW kepada Anas ra. 
Dan dari Anas r.a bahawa Rasulullah SAW menyuruh kepada seorang lelaki untuk menunggangi anak unta, maka orang itu berkata: “Apa yang akan saya perbuat terhadap anak unta betina ini? Lalu Rasulullah SAW bersabda: “Bukankah unta betina itu akan melahirkan unta jantan”.

Bagi orang-orang yang memperhatikan kehidupan Rasulullah SAW maka ia akan mengetahui apa yang ia cari bahwa Rasulullah SAW adalah peribadi yang suka senda gurau dan tawa. Akan tetapi baginda bukanlah peribadi yg banyak tertawanya sebagaimana yang diriwayatkan dari Jabir bin Samrah ra, ia berkata: “Bahwa pada kedua betis Rasulullah SAW terdapat kehalusan dan bahwa baginda tidak tertawa kecuali tersenyum”.

Rasulullah SAW dalam senda guraunya tidak berkata-kata kecuali kebenaran, sebab seorang mukmin perlu menghibur diri untuk mengusir kejenuhan dan untuk memperbaharui semangat, para sahabat Rasulullah SAW sering berkumpul hingga mereka saling tertawa dan senda gurau antara satu dengan yang lainnya. Sedangkan bersenda gurau yang berlebihan, melebihi batas yang diperlukan maka ini merupakan kesungguhan, dan hal ini memberi pengaruh besar terhadap perilakunya hingga kehidupannya berubah menjadi cemuhan terhadap dirinya sendiri.

Orang yang konsisten hendaknya bersikap serius dalam menghadapi perkara-perkara hidupnya, tahu waktu untuk bersenda gurau dan setiap sesuatu ia laksanakan sesuai dengan keperluan agar tidak berlebih-lebihan dan juga tidak melalaikan. Apabila seorang yang konsisten terbiasa untuk tertawa dan bersenda gurau maka hatinya pasti menjadi keras, sebagai akibatanya adalah bila dinasihati maka tidak akan berguna baginya nasihat itu di dalam kehidupannya, apabila diingatkan maka ita tidak pernah sedar krn hatinya terlanjur dipenuhi canda, gurau dan tawa, hingga menjadikannya lemah.

Bahkan sebagian ada yang berlebihan dalam hal ini hingga gurau senda itu menjurus pada perbuatan dosa-dosa besar, menghina saudara-saudara muslim dan memperolok-olok mereka hanya untuk mendapatkan tawa dari teman-temannya lalu senda gurau itu berkembang pada perbuatan dusta untuk mendapatkan tawa dari khalayak. Rasulullah SAW bersabda:

“Celakalah bagi orang yang berbicara lalu berdusta agar orang lain tertawa, celakalah baginya dan celakalah baginya”.(HR Abu Daud, At-Tirmidzi dan Al-Hakim)
Imam Al-Manawi dalam kitab Faidh Al-Qadhir berkata:

“Kalimat: “Celakalah baginya”, Rasulullah SAW ulang-ulang hingga tiga kali, sebagai pernyataan besarnya azab orang itu, krn perbuatan semacam itu merupakan sumber dari perbuatan hina dan merupakan sumber dari segala perbuatan memalukan, maka jika perbuatan dusta itu dipadukan dengan perbuatan untuk memancing tawa manusia yang dapat mematikan hati dan menyebabkan manusia lupa akan dirinya serta dapat menyebabkan sikap kasar maka perbuatan itu adalah keburukan yang paling buruk”

Maka sederhana bergurau adalah suatu perkara yang sangat penting khususnya dalam kehidupan manusia yang konsisten krn ia memerlukan sikap serius dan krn jalan yang ia tempuh menuntut seperti itu.

Tertawa dan Menangis

Allah berfirman, “Dialah yang menjadikan orang tertawa dan menangis.” (QS. An Najm : 43)
Ayat suci ini menunjukkan kepada kita mukjizat ilmiah pada proses tertawa dan menangis. Akal yang dikurniakan oleh Allah kpd manusia mampu merasakan hal-hal yang dapat membuatnya tertawa atau menangis. Manusia merupakan satu-satunya makhluk yang dapat tertawa dan menangis. Ia akan tertawa jika mendengar atau melihat hal-hal yang membuatnya tertawa: gembira dan melihat azab ditimpakan kepada musuhnya.

Maka dia tersenyum dengan tertawa krn (mendengar) perkataan semut itu….
(QS. An Naml : 19)
Banyak muka pada hari itu berseri-seri, tertawa, dan gembira. (QS. ‘Abasa : 38-39)
Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman mentertawakan orang-orang kafir. (QS. Al Muthaffifin : 34)

Sesungguhnya orang-orang yang berdosa adalah mereka yang dahulunya (di dunia) mentrtawakan orang-orang beriman. (QS Al Muthaffifin : 29)

Tangis manusia dapat disebabkan oleh rasa takut, ngeri, khusyuk, rasa sakit, dan penyesalan.
…Apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, maka mereka menyungkur dengan bersujud dan menangis. (QS Maryam : 58)

Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyuk. (QS Al Isra’ : 109)

Maka hendaklah mereka tertawa sedikit dan menangis banyak sebagai pembalasan dari apa yang selalu mereka kerjakan. (QS At Taubah : 82)

Menangis adalah sarana pertama yang dipakai oleh seorang bayi untuk menghadapi kehidupan ini. Ketika berada di dalam perut ibunya, dua paru-parunya tertutup krn peredaran darah pada tubuhnya berjalan melalui celah jantung yang disebut “celah telur” menuju ke paru-paru ibu secara langsung tanpa melalui paru-parunya. Dua paru-paru ini baru mulai diguna ketika anak itu menangis ketika dilahirkan. Tangisan ini menutup celah pada jantungnya dan membuka sarang dadanya sehingga darah pun segera mengalir ke paru-parunya yang sudah terbuka akibat tangisan tersebut, kemudian udara masuk dan mulailah proses pernafasan normal.

Para ilmuwan berpendapat kesedihan dan bencana yang menimpa manusia menyebabkan arus elekrtik yang kuat sampai ke otak dan akan dikirim oleh urat saraf ke setiap organ tubuh hingga berpengaruh pada fungsinya dalam kadar yang bermacam-macam. Jika arus itu sampai ke jantung, akan menyebabkan perubahan pada debarnya, bahkan kadang-kadang mengakibatkan kematian mendadak. 
Jika sampai ke hati, akan mengacaukan proses asimilasi yang mengakibatkan sakit gula. Jika sampai ke perut, akan menyebabkan rasa sakit dan penegangan, menambah kadar keasaman, dan mungkin mengakibatkan terjadinya bisul di dalam perut. Jika sampai ke empedu, akan menimbulkan ketegangan pada saluran empedu dan mengurangi kemampuannya memproses perasaannya hingga menyebabkan pengendapan garam dan pembentukan batu pada pundi-pundi empedu. Jika arus-arus elektrik yang ditimbulkan oleh rasa sakit dan sedih itu sampai ke usus, akan menimbulkan kekembungan dan kekacauan dalam proses pencernaan. Selain itu, tanda-tanda tersebut juga dapat sampai ke tangan dan kaki hingga menimbulkan kesemutan, kelemahan, serta terserang penyakit saraf dan jiwa.

Arus-arus elektrik yang mendadak ini akan melewati pembuluh saraf, lalu diserap dan dihalangi ketika berjalan-jalan menuju bagian-bagian tubuh. Perasaan nyaman, sabar, iman, dan melakukan sholat ketika terjadi kesusahan dapat menguatkan pembuluh saraf dan menyemangatkan fungsinya hingga mampu menghalangi perjalanan semua isyarat menuju tubuh dan melindunginya dari bahaya arus-arus itu. Jika pukulan bencana itu sangat kuat dan kesedihannya sangat dalam, otak akan mengirimkan isyarat-isyarat yang melebihi kemampuan pembuluh hipotalamus ke sistem-sistem di dalam tubuh agar tidak membahayakan kondisinya. Jika kelenjar air mata bertambah aktif, akan mengeluarkn air mata yang mencuci mata. Otot-otot rongga dada yang bergerak, baik ketika tertawa maupun menangis, meningkatkan etos kerja paru-paru dan pada gilirannya akan bermanfaat dalam proses pembersihan darah dari unsur karbondioksida.  Isyarat-isyarat ini mungkin bermanfaat menggerakkan sebagian otot wajah yang diperlukankan dari masa ke semasa.

Demikianlah, menangis dan tertawa adalah dua kurniaan yang berguna untuk menghalangi perjalanan arus-arus berbahaya yang di atas kemampuan pembuluh hipotalamus dan mengalihkannya ke organ-organ lain. Jika pekerjaan organ-organ ini bertambah, justru bermanfaat bagi tubuh. Setiap manusia, sekuat apa pun iman dan daya tahannya, sekali-kali harus menangis ketika tertimpa kesusahan untuk mengalihkan limpahan isyarat-isyarat elektrik mendadak yang tiba di otak. Terkadang juga digunakan beberapa jenis ubat penenang untuk membatasi sampainya arus2 berbahaya ini ke organ-organ tubuh. Akan tetapi, ubat penenang seperti ini tidak akan berkhasiat lagi setelah pengaruhnya habis. Seorang manusia beriman tidak memrlukan bius dan ubat penenang seperti itu selama tabah dalam menghadapi kesusahan dan rela terhadap ketentuan Allah.

Keburukan Tertawa

BANYAK ketawa menjadikan hati semakin gelap dan tidak berseri. Lampu hati tidak bersinar dan akhirnya terus tidak menyala. Hati juga tidak berfungsi lagi.

Nabi Muhammad s.a.w melarang umatnya daripada tertawa yang melampaui batas. Ini kerana banyak ketawa menghilangkan akal dan ilmu. Barangsiapa ketawa terbahak-bahak, akan hilang satu pintu daripada pintu ilmu.

Kenapa dilarang ketawa terbahak-bahak? Dalam keadaan suka yang keterlaluan, hati kita lalai dan lupa suasana akhirat dan alam barzah yang bakal kita tempuhi kelak.

Dunia hanya tempat persinggahan sementara. Kita menuju ke alam yang belum tentu menjanjikan kebahagiaan abadi. Sepatutnya kita berfikir bagaimana kedudukan kita di sana, sama ada berbahagia atau menderita.

Berbahagia di dunia bersifat sementara, tetapi di akhirat berpanjangan tanpa had. Penderitaan di dunia hanya seketika, tetapi di akhirat azabnya berterusan dan berkekalan. Merenung dan memikirkan keadaan ini cukup untuk kita menghisab diri serta menyedarkan diri kita mengenai bahaya yang akan ditempuh.

BANYAK ketawa menjadikan hati semakin gelap dan tidak berseri. Lampu hati tidak bersinar dan akhirnya terus tidak menyala. Hati juga tidak berfungsi lagi.

Nabi Muhammad s.a.w melarang umatnya daripada tertawa yang melampaui batas. Ini kerana banyak ketawa menghilangkan akal dan ilmu. Barangsiapa ketawa terbahak-bahak, akan hilang satu pintu daripada pintu ilmu.

Kenapa dilarang ketawa terbahak-bahak? Dalam keadaan suka yang keterlaluan, hati kita lalai dan lupa suasana akhirat dan alam barzah yang bakal kita tempuhi kelak.
Dunia hanya tempat tumpangan sementara. Kita menuju ke alam yang belum tentu menjanjikan kebahagiaan abadi. Sepatutnya kita berfikir bagaimana kedudukan kita di sana, sama ada berbahagia atau menderita.

Berbahagia di dunia bersifat sementara, tetapi di akhirat berpanjangan tanpa had. Penderitaan di dunia hanya seketika, tetapi di akhirat azabnya berterusan dan berkekalan. Merenung dan memikirkan keadaan ini cukup untuk kita menghisab diri serta menyedarkan diri kita mengenai bahaya yang akan ditempuh.

Tertawa -tawa di masjid menggelapkan suasana kubur, demikian ditegaskan oleh Rasulullah s.a.w. Kita sedia maklum, kubur ialah rumah yang bakal kita duduki bagi tempoh panjang.
Kita kesepian dan kesunyian tanpa teman dan keluarga. Kubur adalah satu pintu ke syurga atau neraka. Betapa dalam kegelapan di sana, kita digelapkan lagi dengan sikap kita yang suka terbahak-bahak di dunia.

Ketawa yang melampaui batas menjadikan kita kurang berilmu. Apabila kurang ilmu, akal turun menjadi kurang. Kepekaan terhadap akhirat juga menurun. 

Nabi pernah bersabda: Barangsiapa tertawa -tawa nescaya dilaknat akan dia oleh Allah (Al-Jabbar). Mereka yang banyak tertawa di dunia nescaya banyak menangis di akhirat. 
Saidina Ali sentiasa mengeluh: … jauhnya perjalanan.. . sedikitnya bekalan…
Dalam hadis lain, Rasulullah bersabda, bermaksud: Barangsiapa banyak tertawa , nescaya meringankan api neraka.

Kita tidak pula dilarang menunjukkan perasaan suka terhadap sesuatu. Cuma yang dilarang ialah berterusan gembira dengan ketawa berlebihan.

Sebaik-baik cara bergembira ialah seperti yang dicontohkan oleh Rasullullah s.a.w. Baginda tidak terbahak-bahak, tetapi hanya tersenyum menampakkan gigi tanpa bersuara kuat.

Beberapa sahabatnya pernah berkata: Ketawa segala nabi ialah tersenyum, tetapi ketawa syaitan itu terbahak-bahak...wallahu 'aklam bissowaf..

Sumber: http://adriariff.blogspot.com

No comments:

Post a Comment

Subscribe

recentposts

Flickr